Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet

Salah satu isu terbesar dalam implementasi sistem E-Commerce adalah mengenai mekanisme transaksi pembayaran via internet. Dalam bisnis konvensional sehari-hari, seseorang biasa melakukan pembayaran terhadap produk atau jasa yang dibelinya melalui berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan membayar langsung dengan alat pembayaran yang sah (uang) secara tunai (cash). Cara lain adalah dengan menggunakan kartu kredit (credit card), kartu debit (debet card), cek pribadi (personal check), atau transfer antar rekening (Kosiur, 1997). Proses pembayaran biasanya dilakukan di tempat dimana produk atau jasa tersebut diperjualbelikan.
Sumber: David Kosiur, 1997

Lokasi tersebut biasa disebut sebagai POS (Point-Of-Sale). Prinsip pembayaran di dalam sistem E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja internet (dunia maya) berfungsi sebagai POS yang dapat dengan mudah diakses melalui sebuah komputer pesonal (PC).

Langkah pertama yang biasa dilakukan konsumen adalah mencari produk atau jasa yang diinginkan di internet dengan cara melakukan browsing terhadap situs-situs perusahaan yang ada. Melalui online catalog-nya, konsumen kemudian menentukan barang-barang yang ingin dibelinya. Setelah selesai “memasukkan” semua barang (pesanan dalam bentuk informasi) ke dalam digital cart (kereta dorong digital), maka tibalah saatnya untuk melakukan pembayaran (seperti halnya membawa kereta dorong ke kasir di sebuah supermarket).

Langkah selanjutnya adalah konsumen berhadapan dengan sebuah halaman situs yang menanyakan berbagai informasi sehubungan dengan proses pembayaran yang ingin dilakukan. Informasi yang biasa ditanyakan sehubungan dengan aktivitas ini adalah sebagai berikut:
1. Cara pembayaran yang ingin dilakukan, seperti: transfer, kartu kredit, kartu debit, cek personal, dan lain sebagainya. Jika menggunakan kartu kredit misalnya, informasi lain kerap ditanyakan, seperti nama yang tercantum dalam kartu, nomor kartu, expire date, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah jika menggunakan cek personal, biasanya selain nomor cek, ditanyakan pula nama dan alamat bank yang mengeluarkan cek tersebut.
2. Data atau informasi pribadi dari yang melakukan transaksi, seperti: nama, alamat, nomor telepon, alamat penagihan, dan lain sebagainya. Jika konsumen ingin melakukan pembayaran dengan metoda lain, seperti digital cash atau electronic check misalnya, konsumen diminta untuk mengisi user name dan password terkait sebagai bukti otentik transaksi melalui internet.
3. Bagi perusahaan yang memperbolehkan konsumennya untuk melakukan pembayaran beberapa kali (cicilan), biasanya akan ditanyakan pula termin pembayaran yang dikehendaki.

Setelah konsumen mengisi formulir elektronik tersebut, maka perusahaan yang memiliki situs akan melakukan pengecekan berdasarkan informasi pembayaran yang telah dimasukkan ke dalam sistem. Melalui sebuah sistem gateway (fasilitas yang menghubungkan dua atau lebih sistem jaringan komputer yang berbeda), perusahaan akan melakukan pengecekan (otorisasi) terhadap bank atau lembaga keuangan yang berasosiasi terhadap medium pembayaran yang dipilih oleh konsumen (misalnya menghubungi Visa atau Mastercard untuk jenis pembayaran kartu kredit). Lembaga keuangan yang terkait kemudian akan melakukan proses otorisasi dan verifikasi terhadap berbagai hal, seperti: ketersediaan dana, validitas medium pembayaran, kebenaran informasi, dan lain sebagainya. Jika metode pembayaran yang dipilih melibatkan lebih dari satu bank atau lembaga keuangan, proses otorisasi dan verifikasi akan dilakukan secara elektronik melalui jaringan komputer antar bank atau lembaga keuangan yang ada.

Hasil dari proses otorisasi dan verifikasi di atas secara otomatis akan “diinformasikan” kepada pelanggan melalui situs perusahaan. Jika otorisasi dan verifikasi berhasil, maka konsumen dapat melakukan proses berikutnya (menunggu barang dikirimkan secara fisik ke lokasi konsumen atau konsumen dapat melakukan download terhadap produk-produk digital). Jika otorisasi dan verifikasi gagal, maka pesan kegagalan tersebut akan diberitahukan melalui situs yang sama. Berbagai cara biasa dilakukan oleh perusahaan maupun bank untuk membuktikan kepada konsumen bahwa proses pembayaran telah dilakukan dengan baik, seperti:
1. Pemberitahuan melalui email mengenai status transaksi jual beli produk atau jasa yang telah dilakukan;
2. Pengiriman dokumen elektronik melalui email atau situs terkait yang berisi “berita acara” jual-beli dan kwitansi pembelian yang merinci jenis produk atau jasa yang dibeli berikut detail mengenai metode pembayaran yang telah dilakukan;
3. Pengiriman kwitansi pembayaran melalui kurir ke alamat atau lokasi konsumen;
4. Pencatatan transaksi pembayaran oleh bank atau lembaga keuangan yang laporannya akan diberikan secara periodik pada akhir bulan; dan lain sebagainya.

Menyangkut transaksi pembayaran melalui internet, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh mereka yang mengembangkan sistem E-Commerce, yaitu:
1. Security – data atau informasi yang berhubungan dengan hal-hal sensitif semacam  nomor kartu kredit dan password tidak boleh sampai “dicuri” oleh yang tidak berhak, karena dapat disalahgunakan di kemudian hari;
2. Confidentiality – perusahaan harus dapat menjamin bahwa tidak ada pihak lain yang mengetahui terjadinya transaksi jual beli dan pembayaran, kecuali pihak-pihak yang memang secara hukum harus mengetahuinya (misalnya bank);
3. Integrity – sistem harus dapat menjamin adanya keabsahan dalam proses jual beli, yaitu harga yang tercantum dan dibayarkan hanya berlaku untuk jenis produk atau jasa yang telah dibeli dan disetujuai bersama;
4. Authentication – proses pengecekan kebenaran dimana pembeli maupun penjual merupakan mereka yang benar-benar berhak melakukan transaksi seperti yang dinyatakan oleh masing-masing pihak;
5. Authorization – mekanisme untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan dan kemampuan seorang konsumen untuk melakukan pembelian (adanya dana yang diperlukan untuk melakukan transaksi jual beli); dan
6. Assurance – kondisi dimana konsumen yakin bahwa perusahaan E-Commerce yang ada benar-benar berkompeten untuk melakukan transaksi jual beli melalui internet (tidak melanggar hukum, memiliki sistem yang aman, dsb.).

Dalam perkembangannya, sistem pembayaran melalui internet dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengingat bahwa seluruh mekanisme tersebut dilakukan di sebuah dunia maya yang penuh dengan potensi kejahatan, maka adalah merupakan suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan audit terhadap kinerja sistem pembayaran perusahaan E-Commerce-nya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Di pihak konsumen, adalah baik untuk tidak langsung percaya begitu saja terhadap perusahaan maupun “dunia maya” yang ada. Belajar berbelanja melalui internet dapat dilakukan dengan melibatkan uang dalam jumlah yang kecil dahulu. Jika benar-benar tidak diketemukan masalah, barulah secara perlahan dapat dilakukan frekuensi dan volume jual beli dengan nilai yang lebih besar. Menggunakan kartu kredit atau kartu debit dengan limit terbatas merupakan salah satu cara terbaik untuk mulai belajar berbelanja di internet…..

14 Responses

  1. Bagaimana menurut anda pengaruh dari krisis global terhadap bisnis online, trmksh banyak informasinya sangat bermanfaat sekali untuk saya

  2. Ada beberapa penulis yang juga menuangkan ide-idenya tentang bisnis online mereka dalam Krisis Global ini, tetapi itu semua dilihat dari Sudut pandang dan cara memandangnya yang berbeda ,tetapi saya mencoba untuk menganalisa sesuai dengan sudut pandang yang saya ketahui.
    ada beberapa teori yang harus kita ingat terlebih dahulu sebelum membahas hal ini.

    Bahwa sebetulnya bisnis online tidak terlalu jauh berbeda dengan Bisnis nyata, dan sesuai dengan konsep-konsep perdagangan yang ada, yaitu syarat pertama :
    ada
    1. Product Barang atau jasa untuk dijual.
    2. Dalam mekanisme pembayaran walaupun ada beberapa yang menggunakan I-cash , E Cash, Mekanisme pembayaran Online via CC, Atau transfer langsung via ATM , intinya adalah masuk dalam syarat kedua yaitu : Memiliki alat pembayaran seperti dalam bisnis nyata ( uang ).
    3. Syarat ketiga adalah Bisnis online pun harus memiliki Alat / tools untuk menjual seperti dalam bisnis nyata, bila dalam bisnis nyata kita mempunyai Marketing, sales, Toko , Gudang dsb, maka dalam bisnis online kita memiliki, Website, Mail Spam, Database, dsb.
    4. Syarat keempat Bahwa dalam Bisnis nyata maupun bisnis Online harus ada pembeli donk tentunya.kalo gak ada pembeli ya belum berbisnis namanya.
    Mungkin anda dapat menambahkan syarat2 yang lainnya ( seperti modal atau Strategi ), tetapi saya berpendapat 4 syarat tersebut sudah memenuhi syarat untuk berbisnis online maupun nyata, sisanya hanya merupakan syarat2 tehnis saja.

    Mari kita coba link kepada keadaan krisis global yang terjadi ,
    1. Product ,
    Product seperti Barang dan jasa yang ada di binis nyata jelas terpengaruh keadaan krisis global, dapat dilihat dari banyaknya pabrik yang tutup, Produsen product yang bangkrut, Jadi Bila Bisnis online anda menggunakan Product dan jasa yang ada di dunia Nyata jelas anda akan kesulitan mendapatkan product,kecuali anda tidak menggantungkan diri dengan product di bisnis nyata, misalnya anda berjualan hosting, Domain , E-book dll.
    Pada Point ini Krisis Global bisa Berpengaruh dan bisa juga tidak pada Bisnis online.

    2. Alat pembayaran ( uang ) ,
    walaupun dalam bisnis online kita menggunakan beberapa nilai tukar yang bukan mata uang di bisnis nyata,
    tetapi mendapatkannya tentu saja harus menggunakan uang nyata.Bagi perusahaan atau perorangan yang tidak memiliki kesulitan dengan uang tentu saja tidak ada sama sekali pengaruhnya bagi orang atau perusahaan seperti ini untuk membelanjakan uangnya di bisnis online.Tetapi coba lihat petikan berita berikut : ” Pabrik pembuat mainan di China yang mengekspor produknya ke Amerika Serikat seperti Mattel dan Disney harus menutup pabriknya akibat krisis keuangan global. “Alasan kami menutup pabrik karena pangsa pasar kami tergantung AS. Di mana saat ini perekonomian AS tengah anjlok,”
    kata salah seorang pegawai dari Divisi SDM Smart Union, Xu Xiaofang, seperti dilansir AFP, Jumat (12/10/2008).”

    Dalam Lingkungan pabrik tersebut bisa kita lihat berapa banyak pelaku bisnis online didalamnya , misal :
    Outsourcing yang mengelola web, sistem pembayaran online, transaksi penjualan online pada perusahaan tersebut, otomatis kehilangan satu pelanggannya karena bangkrut dan tidak mampu mambayar lagi, bayangkan bila consultant pelaku bisnis online seperti ini hanya mempunyai 2 client saja, bangkrut satu yang tinggal satu, kalo dua2nya bangkrut, dia akan ikutan bangkrut.
    Jadi Pada Point Ini jelas Krisis global berpengaruh terhadap Pemasukan uang pada Bisnis online.
    3. Dalam bisnis online ,tools yang ada tidak semahal pada bisnis nyata, Website untuk menggantikan sebuah Showroom, Sales dan marketing , Pembayaran online untuk menggantikan Akunting, Teller. Safety cash cukup dengan Bank, Karyawan tidak banyak, Gudang cukup digantikan dengan Database.
    TAPI INGAT SATU HAL !
    Bila Toko/Showroom/Gudang yang anda gunakan merupakan kontrakan, dan kontrakan itu terkena imbas dari Krisis global, misalnya dijual oleh pemiliknya, anda masih bisa megantisipasinya dengan memindahkan Toko/Showroom/Gudang anda ketempat lain.Begitu juga di bisnis online Bila Hosting dan domain tempat anda berpijak bangkrut, anda dapat segera memindahkan content Website anda ke hosting lain, ini sebetulnya adalah imbas dari Krisis Global, tetapi saya anggap tidak signifikan Jadi untuk point ini saya anggap Krisis global tidak berpengaruh terhadap bisnis online anda
    4. Pembeli,
    Coba adakan sebuah survey, Dari kalangan manakah Pembeli anda, tentu saja bisa dilihat apa yang anda jual, karena ketiga aspek/ syarat diatas sangat berhubungan erat dengan syarat keempat ini, bila peanggan anda adalah orang atau perusahaan yang notabene tidak terpengaruh terhadap krisis global, ya berarti bisnis online anda tidak akan terpengaruh, tetapi bila pelanggan anda adalah perusahaan yang terkena dampak krisis, otomatis
    anda juga akan merasakan dampaknya.
    Point ini menunjukan Krisis global bisa berpengaruh atau juga tidak berpengaruh pada Bisnis online anda.

    Kesimpulannya adalah :
    Point 1 :Krisis Global bisa Berpengaruh dan bisa juga tidak pada Bisnis online.
    Point 2 :Krisis global berpengaruh terhadap Pemasukan Bisnis online.
    Point 3 :Krisis global tidak berpengaruh terhadap bisnis online.
    Point 4 :Krisis global bisa berpengaruh atau juga tidak berpengaruh pada Bisnis online anda.

    Hasilnya adalah 50 : 50 , bila kita lihat dari sudut pandang seperti ini, selebihnya silahkan anda nilai sendiri, terima kasih pak Indra, mohon masukannya bila terdapat kekurangan.

  3. sore nanyak bagaimana pihak perusahan tau klo pembayaran yang dilakukan pelanggan telah di transfer,dalam hal ini pembayaran di lakukan lebih dari 10 orang pelanggan.

  4. Tutorial tentang Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet yang sangat-sangat lengkap dan penuh informatif, Izin Baca-baca Gan…., Ok…Support U…!!! Thanks..!

  5. […] 10.4     Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet […]

  6. makasiih infonya.. penjelasannya mudah dimengerti 😀

  7. […] Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet […]

  8. […] Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet […]

  9. […] Mekanisme Transaksi Pembayaran di Internet […]

Leave a comment